PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

Patah Hati Bisa Berakibat Fatal: Penyakit Jantung

Patah Hati Bisa Berakibat Fatal: Penyakit Jantung

Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta, Ditinggal oleh sang kekasih untuk selama-lamanya tentu dapat membuat kita menjadi sedih bahkan stres. Tak jarang bagi beberapa orang, setelah kematian sang suami atau sang istri, tak lama mereka pun juga meninggal. Kenyataan ini tentu sangat menyakitkan.

Sudah banyak studi yang menyatakan bahwa kematian dari seorang pasangan juga dapat menyebabkan risiko bagi kekasihnya. Salah satu fakta ini telah dipublikasikan oleh New England Journal of Medicine pada tahun 2006. Biasanya risiko ini meningkat enam bulan setelah kematian sang kekasih.

Menurut jurnal JAMA Internal Medicine ada beberapa orang yang segera terkena serangan jantung atau stroke beberapa minggu atau bulan setelah pasangannya meninggal. Penelitian yang telah dipublikasikan di awal tahun ini juga mengatakan bahwa serangan jantung atau stroke tersebut akan berdampak dua kali lebih hebat.

"Kami biasanya menggunakan 'patah hati' untuk menandakan rasa sakit kehilangan seseorang yang dicintai dan studi kami menunjukkan bahwa sedih akibat kehilangan dapat memberikan efek langsung pada kesehatan jantung," jelas salah satu penulis jurnal itu, Dr Sunil Shah.

Sindrom patah hati ini lebih dikenal dengan istilah stress cardiomyopathy atau takotsubo cardiomyopathy. Istilah ini diambil dari bahasa Jepang yang berarti kapal untuk menangkap gurita. Stres yang sementara ini menyebabkan bilik jantung sebelah kiri berubah bentuk.

Mengiyakan pendapat tersebut, British Heart Foundation juga mengatakan hal yang sama. Kondisi yang sementara ini merupakan kondisi di mana otot jantung Anda menjadi lemah dan membuat bilik jantung yang sebelah kiri akan berubah bentuk.

Pada orang-orang yang sudah tua, perubahan bentuk ini dapat mengakibatkan gejala yang fatal untuk mereka. Karena dapat menyebabkan serangan jantung, maka 'patah hati' ini juga dapat menyebabkan kematian bagi mereka yang sudah lansia.

"Sebanyak tiga per empat orang-orang didiagnosa takotsubo cardiomyopathy telah mengalami stres emosional atau fisik yang signifikan sebelum menjadi tidak sehat," jelasnya seperti dikutip dari BBC, Selasa (18/8/2014).

Tak hanya dialami oleh orang-orang yang kehilangan pasangannya saja, penyakit ini juga bisa dialami oleh orang-orang dengan gejala stres yang cukup tinggi. Orang-orang yang takut untuk berbicara di depan banyak orang pun bisa juga mengalami penyakit ini.

dari detik.com
Previous
Next Post »

komentar tidak berisi spam.
terima kasih ConversionConversion EmoticonEmoticon