PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

Tiap 2,6 Menit, 1 Anak Meninggal di Indonesia Akibat Pneumonia

 Pneumonia atau radang paru akut masih menjadi salah satu faktor tingginya angka kematian bayi dan balita di Indonesia.‎ Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa tiap 2,6 menit ada 1 anak yang meninggal akibat pneumonia.

"Sekitar 309 ribu anak terserang pneumonia tiap tahun di Indonesia. 197 ribu di antaranya meninggal dunia per tahun. Rata-rata tiap 1,7 menit ada ‎1 anak yang terserang pneumonia dan tiap 2,6 menit ada yang meninggal. Bayangkan, ini banyak lho," tutur dr Sigit Priohutomo‎, MPH, Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI pada konferensi pers World Pneumonia Day di Gedung Kemenkes, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (4/11/2014).

Dikatakan dr Sigit bahwa memang pneumonia masih menjadi penyebab kematian bayi dan balita nomor 2 di Indonesia setelah diare. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari kurangnya pemberian ASI eksklusif, kurang gizi, kesadaran rendah untuk melakukan imunisasi hingga faktor polusi udara dari asap kendaraan bermotor, kebakaran hutan hingga rokok.

Terlebih, kewaspadaan masyarakat akan penularan penyakit infeksi dari virus dan bakteri masih rendah. Ditambahkan dr Sigit bahwa kurangnya kesadaran ini berefek langsung terhadap angka kematian bayi dan balita akibat pneumonia.

"Data WHO menunjukkan bahwa 99 persen kematian anak akibat pneumonia terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu faktornya adalah di negara berkembang yang padat penduduk, kesadaran dan kewaspadaan soal penyakit infeksi masih sangat rendah," sambungnya lagi.

Di tempat yang sama, Ketua Unik Kelompok Kerja (UKK) Respiro dari PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa salah satu penyebab tingginya angka kematian anak akibat pneumonia di negara berkembang adalah kesadaran imunisasi yang rendah. Ia menjelaskan bahwa di negara berkembang, kebanyakan bayi dan balita yang meninggal diakibatkan oleh bakteri.

"Sementara di negara maju kebanyakan meninggal karena virus. Kenapa? Karena di negara maju bakterinya sudah diatasi dengan vaksinasi rutin. Sementara di kita vaksinnya masih impor, belum lagi banyak kesalahpahaman yang berkembang sehingga masyarakat ada yang menolak vaksinasi," tuturnya.

Karena itu, bersamaan dengan World Pneumonia Day yang akan diperingati pada tanggal 12 November, ia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk lebih waspada soal pneumonia. Harapannya, dengan melakukan hal-hal simpel, angka kematian anak akibat pneumonia akan turun.

"Mudah saja. Jangan merokok, berikan anak ASI eksklusif minimal 6 bulan, berikan imunisasi lengkap. Hal-hal ini yang sebenarnya simpel namun sering kali disepelekan oleh orang tua," tandasny
a
Previous
Next Post »

komentar tidak berisi spam.
terima kasih ConversionConversion EmoticonEmoticon